Akhmad Sudarno, Profesional, Dekat Masyarakat, dan Bijak dalam Komunikasi
SIAPA DAN MENGAPA
admin LS
12/23/20252 min read


MAKASSAR, lenterasulawesi.online - Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Jeneberang–Saddang kembali mencatatkan kinerja yang kuat dalam program rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di berbagai wilayah Sulawesi Selatan. Di balik capaian tersebut, terdapat sosok pekerja lapangan yang namanya makin dikenal karena kemampuan teknis, kepemimpinan, dan kedekatannya dengan masyarakat yaitu Akhmad Sudarno, SP, M.Sc, Kepala Seksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL).
Memegang jabatan strategis yang berkaitan langsung dengan pemulihan ekosistem dan pemberdayaan masyarakat, Ahmad Sudarno tidak sekadar menjalankan tugas administratif. Ia hadir di tengah-tengah masyarakat, meninjau lokasi kegiatan, berdialog dengan kelompok tani, dan memastikan bahwa program RHL bukan hanya berjalan, tetapi diterima dan dipahami oleh warga setempat. Pendekatan ini menjadi salah satu ciri khas kepemimpinannya — bahwa pembangunan lingkungan tidak boleh menjauh dari suara akar rumput.
Di lapangan, Sudarno dikenal memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Setiap penjelasan teknis tentang penanaman, pemeliharaan bibit, ataupun rehabilitasi lahan kritis selalu ia sampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Warga desa penerima program kerap menyebutnya sebagai sosok yang tidak kaku, selalu siap mendengar keluhan, dan mampu mengurai persoalan dengan bijaksana. Bahkan dalam diskusi yang melibatkan banyak pihak, Sudarno tetap mengedepankan solusi, bukan debat panjang tanpa arah.
Kehadirannya pada pelaksanaan kegiatan rehabilitasi juga meninggalkan kesan tersendiri. Tak jarang ia turun langsung memeriksa bibit, mengamati kondisi lahan, dan menyemangati kelompok pengelola agar tetap kompak menjaga keberlanjutan kegiatan. Sikapnya yang ramah dan terbuka membuat masyarakat merasa dihargai sebagai mitra, bukan sekadar penerima program. Hal ini menjadikan nama Ahmad Sudarno mudah dikenang, terutama oleh para petani dan pemerhati lingkungan di kawasan kerja BPDAS Jeneberang–Saddang.
Dari sisi kinerja kelembagaan, Sudarno bersama timnya terus memperkuat sinergi antarinstansi serta lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) untuk menggerakkan rehabilitasi secara partisipatif. Prinsip yang selalu ia tekankan adalah “kegiatan RHL bukan hanya menanam, tetapi memastikan yang ditanam tumbuh dan memberi manfaat.” Dengan standar kerja seperti ini, kegiatan RHL di berbagai titik wilayah — baik pesisir, daerah penyangga DAS, maupun kawasan pegunungan — berjalan lebih terukur dan berorientasi jangka panjang.
Sikapnya yang tidak membeda-bedakan orang juga menjadi cerita tersendiri di kalangan mitra dan stakeholder. Mulai dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, petani, jurnalis, hingga akademisi dan aktivis lingkungan mengakui bahwa Sudarno adalah sosok yang mudah didekati. Senyuman, sapaan ramah, dan kesediaan membantu tanpa pandang bulu membuat namanya melekat sebagai figur ASN yang humanis.
-LS-