Alsintan Bernilai Puluhan Milyar Rupiah Itu Bukanlah Milik Pengurus UPJA! (Bagian II)
DAERAH


Karena tetap beroperasi dan menghasilkan jasa sewa alat, combine yang dikelola UPJA Pujananting tetap tetap menghasilkan untuk dikelola UPJA. Bahkan menurut Ibrahim saat dirinya menyerahkan sejumlah Alsinta tersebut kepada pihak Dinas Pertanian, i dalam Saldo Kas UPJA Pujananting masih ada dana sekitar Rp. 70 Juta.
“Saya serahkan ke dinas, disini ada dinas pertanian (yang dimaksudkan adalah BPP Pujananting, red). Saya serahkan semua Alsintan tersebut, karena ini saya masuk Caleg (Calon Legislatif, red). Siapa tau nanti cerita ada bilang begini-begitu,” tutur Ibrahim.
Sementara itu Ketua UPJA Padang Lampe pengganti Ibrahim, Damri yang coba dikonformasi terkait tidak maksimalnya pengelolaan Alsintan serta bagaimana RAT-nya, yang bersangkutan tidak pernah ada di rumah yang juga sekaligus sekretariat UPJA Padang Lampe.
Sekaitan dengan ini, UPJA Sejahtera di Kecamatan Tanete Riaja, juga tidak pernah lakukan RAT, bahkan laporan keuangan dari jasa sewa Alsintan ini hanya pengurus tahu. Para petani hanya mengetahui bahwa setiap mau menggunakan hand tractor (doppeng) harus membayar Rp. 1 Juta per musim tanam, bila terjadi kerusakan ditanggung pemakai. Sewa dari mesin Combine Harvester, untuk 10 karung diambil 1 karung oleh UPJA. Sedangkan untuk sewa pompa air petani dibebankan untuk membayar 10% dari hasil sawah yan diairi.
“Semua hasil sewa alat-alat ini hanya pengurus UPJA yang tahu, tidak ada yang namanya rapat akhir tahun dan pertanggujawaban keungan. Walaupun kami tidak tahu, tidak mungkin uang hasil sewa alat habis untuk perbaikan dan pemeliharaan alat,” kata petani yang minta namanya ditidak sebut.
Terkait dengan ini, Ketua UPJA Sejahtera, H. Zainuddin katakan bahwa ia secara pribadi hanya petani, tidak mengetahui secara detail, apa itu RAT atau laporan pertanggunjawaban keungan. Yang jelasnya menurut Zainuddin, Alsinta ini dipake oleh masyarakat dengan baik.
“Untuk semua administrasi sayan serangkan ke pihak pertanian untuk mengaturnya. Karena saya ini hanya petani dan tidak tahu itu,” ujarnya.
Sekedar diketahui bahwa sejak tahun 2017 hingga 2025 sekarang ini, UPJA Sejahtera mengelola Alsintan sebanyak 4 unit Cobine Harvester, 12 hand tracktor (dompeng), 10 unit pompa air, 1 unit alat pemipil jagung, 1 unit mesin tanam, 5 hand sprayer serta 1 unit alat tanam jagung.
“Dari Alsintan ini, 1 unit combine harvester merek inari, itu sudah rusak parah dan tidak bisa digunakan. Juga satu unit domppeng telah rusak,” kata Zainuddin.
Pada sisi lain, Ketua UPJA Cahaya Tuwung di Kecamatan Barru, Abdul Razak yang ditemui di salah satu rumah kopi, katakan bahwa Alsintan yang dikelolanya banyak yang sudah mengalami kerusakan, terutama Combine Harvester. Karena mesin pertanian ini selain harganya mahal biaya pemeliharaannnya cukup mahal.
“Kalau mesin combine ini memang cukup ribet, harganya mahal, suku cadangnya mahal. Menurut pengusaha Alsintan di Sidrap dan Pinrang. Kalau mesin combine baru, akan memberi makan tuannya. Kalau setengah baru akan memberi makan dirinya. Sedangkan kalau combine tua akan memakan tuannya, urai Razak.
Terkait RAT dan laporan keungan atas pengelolaan jasa Alsintan, UPJ Cahaya Tuwung, Razak kita itu tetap dilakukan oleh pihaknya. Kemudian semuanya telah diserahkan ke pihak Dinas Pertanian.
Tim Lentera Sulawesi