Desi Bonto Bunga Dorong Kemandirian Ekonomi Lewat Penguatan Bumdes dan Sektor Pertanian

11/19/20252 min read

MAROS, lenterasulawesi.online - Desa Bonto Bunga di Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, terus menunjukkan geliat pembangunan ekonomi desa melalui pengelolaan Bumdes yang semakin terarah. Di bawah kepemimpinan H. Muhammad Nasir, S.Ag, desa yang terdiri dari tiga dusun—Dusun Manjalling, Dusun Je'ne Tallasa, dan Dusun Bonto Bunga—berupaya menghadirkan program ekonomi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, terutama para petani.

Kepala Desa (Kades), H. Muhammad Nasir, yang didampingi Ketua Bumdes, Syarifuddin, uraikan t bahwa sebagian besar warga menggantungkan hidup dari sektor pertanian, pemerintah desa mendorong Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk mengembangkan usaha yang sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah. Pada musim kemarau, Bumdes memfasilitasi penanaman semangka dan jagung, dua komoditas yang dinilai memiliki daya jual tinggi dan masa panen yang cepat. Pola kerja sama yang dibangun membuat petani tidak hanya menyediakan lahan, tetapi juga mendapatkan pendampingan, akses benih, serta kepastian pemasaran melalui Bumdes. Upaya ini terbukti meningkatkan pendapatan petani dan menggerakkan aktivitas ekonomi di seluruh wilayah desa.

Ditegaskan oleh Kades bahwa keberadaan Bumdes harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat. Ia menilai bahwa membantu petani keluar dari jeratan pinjaman berbunga merupakan langkah penting untuk meningkatkan kemandirian ekonomi desa.

“Bumdes bukan sekadar unit usaha, tetapi wadah yang mampu melindungi dan menguatkan posisi petani dalam mengelola pekerjaannya,” tandas Kades Nasir.

Sementara itu menurut Ketua Bumdes, Syarifuddin, bahwa selain mengelola pertanian musiman, Bumdes Bonto Bunga juga menjalankan fungsi sosial yang sangat penting melalui layanan simpan pinjam bagi petani pada musim tanam padi. Selama ini, banyak petani kesulitan mendapatkan modal untuk membeli pupuk, bibit, atau kebutuhan awal tanam, sehingga mereka kerap terjerat pinjaman berbunga tinggi dari pihak luar. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Bumdes menyediakan fasilitas pinjaman dengan syarat ringan dan tanpa memberatkan petani. Skema pengembalian dilakukan setelah panen, sehingga petani dapat fokus bekerja tanpa tekanan cicilan selama masa tanam.

“Pengelolaan Bumdes yang aktif ini telah membawa dampak nyata bagi masyarakat. Perekonomian desa bergerak lebih stabil, pendapatan petani meningkat, dan kolaborasi antarwarga dalam setiap musim tanam menjadi semakin kuat. Pemerintah desa pun berencana terus memperluas cakupan usaha Bumdes agar potensi lokal di tiga dusun dapat dimaksimalkan,” urai Syarifuddin.

Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah desa dan partisipasi masyarakat, Bonto Bunga kini menjadi salah satu desa yang menunjukkan bagaimana Bumdes dapat menjadi motor penggerak ekonomi sekaligus benteng perlindungan bagi petani dari tekanan pinjaman berbunga tinggi. Desa ini perlahan menapaki jalan kemandirian ekonomi dengan langkah-langkah yang terukur dan berpihak pada kesejahteraan warganya.

(LS)