Kartini Baharuddin, Bangun Desa Lasitae dengan Hati dan Ketulusan

SOSOK

admin LS

10/6/20253 min read

Di tengah dinamika pembangunan pedesaan yang terus berkembang, sosok Kartini Baharuddin, Kepala Desa Lasitae, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel), tampil sebagai figur pemimpin yang ramah, komunikatif, dan visioner.

Ia dikenal dekat dengan masyarakatnya, sering turun langsung ke lapangan, dan selalu mendengarkan aspirasi warganya dengan hati terbuka. Bagi Kartini, memimpin desa bukan sekadar menjalankan kewenangan, tetapi mengabdi dengan hati dan rasa kemanusiaan.

Sejak awal menjabat sebagai Kepala Desa Lasitae, Kartini Baharuddin menegaskan komitmennya untuk membawa desanya menuju perubahan yang lebih baik. Dengan pendekatan yang humanistik dan partisipatif, ia membangun pemerintahan desa yang terbuka, melayani, dan mengedepankan kepentingan masyarakat di atas segalanya. Sikapnya yang ramah dan komunikatif membuatnya mudah diterima, baik oleh perangkat desa maupun oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Saya percaya bahwa keberhasilan membangun desa tidak ditentukan oleh pemimpin saja, melainkan oleh semangat kebersamaan seluruh warga. Ketika masyarakat ikut terlibat dan bekerja dengan hati, maka kemajuan itu pasti datang,” ujar Kartini Baharuddin.

Lanjut Kartini, Pemerintah Desa Lasitae mendorong pertanian dan perikanan karena Desa Lasitae merupakan wilayah yang memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perikanan. Kartini Baharuddin memahami betul bahwa sektor ini adalah denyut utama perekonomian warganya. Oleh karena itu, ia berupaya memperkuat kapasitas para petani dan nelayan melalui berbagai program pendampingan dan pelatihan.

Pemerintah Desa Lasitae di bawah kepemimpinannya aktif mendorong penerapan teknologi tepat guna untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi kerja petani. Selain itu, kelompok nelayan desa juga mendapatkan dukungan berupa bantuan peralatan tangkap dan pelatihan pengolahan hasil laut, agar memiliki nilai tambah ekonomi.

Kartini percaya bahwa pertanian dan perikanan yang kuat akan menjadi fondasi kemandirian ekonomi desa, sekaligus memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, kelompok tani, dan pihak swasta dalam mengembangkan potensi ini secara berkelanjutan.

Sebagai seorang perempuan, Kartini Baharuddin juga menaruh perhatian khusus pada pemberdayaan kaum perempuan di Desa Lasitae. Ia menyadari bahwa peran perempuan sangat penting dalam membangun kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Melalui pembentukan kelompok usaha perempuan dan pelatihan keterampilan seperti menjahit, membuat kerajinan tangan, serta pengolahan hasil pertanian, Kartini membuka ruang bagi perempuan desa untuk lebih mandiri secara ekonomi.

“Perempuan Lasitae punya potensi besar. Mereka bukan hanya ibu rumah tangga, tapi juga motor penggerak ekonomi keluarga. Tugas kami di pemerintah desa adalah memberi mereka peluang untuk berkembang,”
tuturnya dengan penuh keyakinan.

Program pemberdayaan perempuan ini kini mulai menampakkan hasil. Beberapa produk hasil karya kelompok perempuan telah mampu menembus pasar lokal, bahkan menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain di sekitarnya.

Terkait dengan pelayanan publik yang cepat dan berbasis kepedulian, bagi Kartini Baharuddin, pelayanan publik adalah wajah utama dari pemerintahan desa. Ia menekankan pentingnya pelayanan yang cepat, transparan, dan berkeadilan. Seluruh perangkat desa dibimbing untuk bekerja dengan semangat melayani, bukan dilayani.

Sistem administrasi desa terus diperbaiki agar lebih efisien dan mudah diakses masyarakat. Selain itu, Kartini juga membuka ruang komunikasi langsung melalui forum warga dan kunjungan lapangan rutin, sehingga masyarakat dapat menyampaikan keluhan dan masukan secara terbuka. Sikap responsif ini membuat masyarakat merasa dekat dan percaya pada pemerintah desa.

Kades Lasitae ini juga menganut kepemimpinan yang humanis dan menginspirasi. Kartini Baharuddin dikenal tegas namun penuh kelembutan. Ia mampu mengayomi bawahan tanpa kehilangan wibawa, dan memberi motivasi kepada seluruh perangkat desa agar bekerja dengan integritas. Dalam setiap kesempatan, Kartini selalu menekankan pentingnya melayani masyarakat dengan hati, karena bagi dirinya, pembangunan sejati tidak hanya diukur dari infrastruktur yang berdiri, tetapi dari kebahagiaan dan kesejahteraan warganya.

“Pembangunan fisik memang penting, tapi membangun manusia jauh lebih bermakna. Karena manusia yang berdaya, mandiri, dan peduli adalah aset terbesar bagi desa,” ujar Kartini.

Di bawah kepemimpinan Kartini Baharuddin, Desa Lasitae perlahan menapaki jalan kemajuan. Semangat gotong royong kembali hidup, perempuan semakin berdaya, dan pelayanan publik kian membaik. Dengan visi yang jelas dan ketulusan dalam pengabdian, ia terus melangkah menjadikan Desa Lasitae sebagai desa yang maju, mandiri, dan berkarakter, tempat di mana nilai kemanusiaan dan kebersamaan menjadi landasan utama setiap langkah pembangunan.

(LS)