Kepala Desa Lise Apresiasi Karya Sahabatnya, Lasiamba Bondeng: “Leppi Ale” Mengangkat Nilai Kearifan Lokal untuk Hidup Sehat dan Bahagia

admin LS

11/1/20252 min read

SIDRAP, lenterasulawesi.online - Kepala Desa Lise, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), H. Rustam Benteng, memberikan apresiasi tinggi kepada sahabatnya, Lasiamba Bondeng, pencetus sekaligus penulis buku berjudul “Lipat Badan, Suatu Kearifan Lokal Menuju Sehat Cerdas-Holistik (Leppi Ale, Madising, Macca, Masennang)”.

Dalam pandangan H. Rustam, karya Lasiamba Bondeng ini bukan sekadar buku biasa, tetapi merupakan refleksi mendalam atas kearifan lokal masyarakat Bugis yang sarat makna dan mengandung filosofi hidup seimbang—antara jasmani, rohani, dan sosial.

“Saya sangat bangga dengan sahabat saya, Lasiamba Bondeng. Melalui buku Leppi Ale ini, beliau berhasil menggali kembali warisan budaya Bugis yang kaya nilai dan menerjemahkannya dalam konteks kehidupan modern. Ini bukan hanya soal kebugaran fisik, tetapi juga kebugaran batin dan pikiran,” ujar H. Rustam Benteng dengan penuh apresiasi.

Buku Leppi Ale atau Lipat Badan memadukan konsep tradisi lokal dengan pendekatan ilmiah tentang kesehatan holistik. Filosofi Madising (sehat), Macca (cerdas), dan Masennang (bahagia) menjadi dasar pemikiran yang mengajak pembaca untuk hidup selaras dengan alam dan nilai-nilai budaya Bugis.

Menurut H. Rustam, semangat seperti inilah yang perlu terus digalakkan di tengah masyarakat desa. “Kita perlu kembali pada akar budaya yang mendidik manusia untuk hidup seimbang. Apa yang dilakukan oleh Lasiamba Bondeng ini adalah bentuk nyata pelestarian nilai budaya lokal yang bertransformasi menjadi gagasan modern,” tambahnya.

Ia berharap buku tersebut dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Sidrap, khususnya generasi muda, untuk tidak hanya memahami makna Leppi Ale secara budaya, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan produktif.

Sebagai sahabat lama, H. Rustam Benteng mengenal Lasiamba Bondeng sebagai sosok yang tekun, reflektif, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap nilai-nilai budaya dan pendidikan karakter. “Beliau bukan hanya menulis, tetapi menghidupi apa yang ditulisnya. Saya kira itu yang membuat buku ini begitu autentik,” tuturnya penuh kebanggaan.

Sementara itu, Lasiamba Bondeng menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan mendalam atas apresiasi dari H. Rustam Benteng dan masyarakat Desa Lise. Menurutnya, dukungan moral dan spiritual dari kampung halaman menjadi sumber kekuatan tersendiri dalam menulis buku tersebut.

“Saya berterima kasih kepada Bapak Kepala Desa Lise, H. Rustam Benteng, atas dukungan dan apresiasinya yang luar biasa. Begitu juga kepada masyarakat Desa Lise yang selalu memberi semangat. Buku ini lahir dari denyut kehidupan masyarakat kita sendiri—dari nilai-nilai yang tumbuh di tanah ini,” ujar Lasiamba Bondeng dengan penuh haru.

Ia menambahkan, Leppi Ale bukan sekadar konsep kebugaran, tetapi juga panggilan untuk kembali memahami diri dan lingkungan dengan cara yang sederhana namun bermakna. “Saya berharap masyarakat Desa Lise dan Sidrap pada umumnya bisa menjadikan filosofi Madising, Macca, Masennang sebagai pegangan hidup—agar kita sehat, cerdas, dan bahagia dalam kebersamaan,” tambahnya.

Suasana pertemuan keduanya berlangsung hangat dan penuh kekeluargaan. Di tengah tawa dan nostalgia masa muda, tampak rasa saling menghargai antara dua sahabat yang kini sama-sama berjuang melalui bidangnya masing-masing: satu lewat pelayanan masyarakat, satu lewat pemikiran dan tulisan.

Melalui apresiasi ini, tersirat pesan kuat bahwa kearifan lokal seperti Leppi Ale bukan sekadar kenangan budaya, melainkan sumber inspirasi abadi bagi pembangunan manusia yang utuh—berakar di tanah sendiri, namun berpikir universal.

(LS)